Tuesday, April 1, 2008

ASTRO....

Apa yang pertama kali terpikir, bila kita mendengar kata astro? Yup, yang pertama kali terbesit adalah sebuah benda langit yang berbentuk bulat yang lebih dikenal sebagai bintang. Banyak orang yang percaya dengan ilmu yang berhubungan dengan astro, misalnya astrofisika, yakni penerapan ilmu fisika pada alam semesta keseluruhan, tidak hanya pada bintang, ruang lingkup astrofisika mencakup materi antar bintang, galaksi, quasar dan kosmologi. Ada juga astronomi yang menjelaskan tenatang posisi benda langit, bahkan ada juga yang namanya astrologi yang berhubungan erat dengan ramalan bintang.

Bila kita menengadah ke langit di malam yang cerah, maka nampak bahwa bumi, seolah-olah dinaungi ‘atap’ setengah bola yang ditempeli bintang dan benda langit lainnya. Orang Yunani kuno membagi bola langit dalam beberapa daerah yang disebut rasi atau kontelasi. Nama rasi dihubungkan dengan tokoh dan makhluk dalam mitologi. Misalnya: Centaurus/makluk setengah kuda, setengah manusia; Orion/si pemburu; Scorpion/kalajengking; Andromeda/puteri Cepheus raja Ethiopia dalam dongeng Yunani. Orang Yunani mengenal 48 rasi, jumlah ini semakin bertambah oleh khayalan banyak orang yang mengisi bagian langit yang masih kosong. Tidak hanya bangsa Yunani yang memiliki khayalan kreatif, di Jawa misalnya, orang menamakan tiga bintang di sabuk pemburu(orion) sebagai ‘lintang waluku’ atau alat pembajak sawah yang menandakan datangnya musim hujan di Indonesia.

Bila kita keluar pada malam hari yang cerah sekitar pukul 8.00 pada musim kemarau bulan Juni menghadap ke selatan, kita akan melihat rasi Crux atau salib selatan, rasi Centaurus (bintang terterangnya adalah Alfa Centauri) dan rasi Scorpius (bintang terterangnya adalah Antares). Sedangkan bila kita memandang langit malam pada musim hujan bulan Februari sekitar jam 08.00 , agak di atas kepala rasi Orion (bintang terterang di rasi Orion adalah Rigel/ beta orionis). Di sebelah selatan rasi Orion dapat kita lihat rasi Canis Major (bintang paling terangnya adalah Sirius).

Untuk menyatakan letak suatu bintang atau benda langit lainnya di bola langit digunakan system koordinat ekuator. Ekuator langit adalah perpotongan perpanjangan bintang ekuator bumi pada bola langit. Sedang kutub langit adalah perpanjangan poros rotasi bumi pada bola langit. Letak suatu bintang di bola langit dinyatakan dengan asensio rektra dan deklinasi. Asensio rektra dihitung kea rah timur mulai dari vernal ekinok yaitu titik di ekuator tempat matahari berada pada tanggal 21 Maret. Deklinasi diukur dari ekuator kearah kutub.

Bila pada malam hari yang cerah kita melihat ke arah pusat bidang galaksi, kita dapat melihat jalur putih yang membentang di langit yaitu milky way atau Bima sakti. Selain galaksi bima sakti, masih ada banyak lagi galaksi lain yang membentuk cluster. Gerombolan dari bintang-bintang disebut gugus bintang. Ruang diantara bintang terisi oleh gas dan debu yang disebut sebagai awan antar bintang atau nebula.

No comments: